Padusan air panas di Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, pernah menjadi destinasi wisata unggulan hingga akhir 1970-an. Pengunjung datang karena percaya pada khasiat air panas alami untuk kesehatan. Namun, popularitasnya perlahan memudar akibat pesatnya perkembangan dunia medis dan terjangkaunya pelayanan kesehatan modern. Kepercayaan masyarakat terhadap manfaat air panas pun menurun, diikuti oleh surutnya sumber air secara perlahan. Akibat sepinya pengunjung, retribusi pun akhirnya ditiadakan.

Untuk mengembalikan daya tarik wisata, pada 1980 Wali Kota Samioedin membangun kolam pemandian permanen bernama Tirta Suam di lokasi tersebut. Kehadiran fasilitas baru ini sempat membangkitkan antusiasme pengunjung, namun hanya bertahan sesaat. Kondisi sumber air yang terus melemah membuat objek wisata ini kembali kehilangan pamornya, hingga akhirnya ditutup total.

Kini, lokasi tersebut terlantar dan semakin memprihatinkan karena sumber air panas telah mati sepenuhnya. Hanya padusan di Kelurahan Gunung Gedangan yang masih aktif, meskipun fasilitasnya sederhana berupa kolam tanah. Warga sekitar masih memanfaatkan sisa aliran air hangat ini untuk berendam, menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu yang perlahan terkikis waktu.
