Kota Mojokerto, 14 Desember 2024 – Sebanyak 5.000 peserta turut meramaikan Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo (Mojosuro), yang digelar pada Sabtu sore (14/12/2024). Acara yang dimulai dari Lapangan Surodinawan Kota Mojokerto pada pukul 15.00 WIB ini, berakhir di Tugu Pahlawan Surabaya, dengan jarak tempuh sekitar 55 kilometer.

Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menyebut Mojosuro sebagai tradisi yang sangat penting dalam merawat semangat kepahlawanan. Menurutnya, acara ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga sebuah ajang yang harus terus dilestarikan. “Agenda Mojosuro ini tentunya sudah legend. Animonya luar biasa. Membuktikan ini memang sesuatu yang spesial. Yang mendaftar selalu membludak. Kreasinya juga jadi tontonan menarik. Tradisi gerak jalan ini harus terus kita lestarikan,” ujarnya.
Pj Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan tahunan ini, yang ia nilai sebagai simbol semangat persatuan dan penghormatan terhadap sejarah perjuangan bangsa. “Gerak jalan Mojokerto-Suroboyo bukan sekadar tradisi olahraga, tetapi juga warisan budaya dengan akar sejarah yang kuat. Tradisi ini mengingatkan kita pada perjuangan para pahlawan yang berjalan kaki menuju Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kami bangga melihat ribuan peserta yang ikut melestarikan semangat ini,” katanya.
Tahun ini, acara Gerak Jalan Mojosuro semakin meriah dengan kehadiran 1.800 peserta sepeda kuno, yang memimpin barisan di depan. Rute perjalanan yang bersejarah meliputi Krian, Sepanjang, dan Waru, sebelum mencapai garis finis di Surabaya.

Panitia juga telah menyiapkan berbagai fasilitas demi kenyamanan dan keselamatan peserta, seperti pos kesehatan, tenaga medis, ambulans, dan koordinasi dengan rumah sakit rujukan untuk mengantisipasi kondisi darurat. Peserta diperkirakan tiba di Tugu Pahlawan antara pukul 23.00 hingga 00.30 WIB.
Gerak Jalan Mojosuro pertama kali diselenggarakan pada 1955 untuk memperingati perjuangan pahlawan, dengan rute yang memiliki nilai historis tinggi. Jalur Mojokerto-Surabaya menjadi bagian penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Seiring waktu, tradisi ini telah berkembang menjadi simbol kebersamaan, sekaligus penghormatan terhadap nilai-nilai nasionalisme yang terus menginspirasi generasi ke generasi.
